Rabu, 28 April 2010

Makanan dan Kebiasaan Makan

Menurut Effendi (1997), makanan merupakan faktor pengendali yang penting dalam menghasilkan sejumlah ikan disuatu perairan, karena merupakan faktor yang menentukan bagi populasi, pertumbuhan dan kondisi ikan di suatu perairan. Di alam terdapat berbagai jenis makanan yang tersedia bagi ikan dan ikan telah menyesuaikan diri dengan tipe makanan khusus dan telah dikelompokkan secara luas sesuai dengan cara makannya, walaupun dengan macam-macam ukuran dan umur ikan itu sendiri (Nikolsky, 1963) Menurut Moyle dan Chech (1988), ikan dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah dan variasi makanannya menjadi euryphagous yaitu ikan yang memakan berbagai jenis makanan; stenophagous yaitu ikan yang memakan makanan yang sedikit jenisnya; dan onophagous yaitu ikan yang hanya memakan satu jenis makanan saja.

Menurut Effendi (1997), kebiasaan makanan adalah jenis, kuantitas dan kualitas makanan yang dimakan oleh ikan, sedangkan kebiasaan cara makan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan waktu, tempat dan bagaimana cara ikan memperoleh makanannya. Effendi (1997) menambahkan bahwa faktorfaktor yang menentukan suatu jenis ikan akan memakan suatu jenis oeganisme adalah ukuran makanan, ketersediaan makanan, warna, rasa, tekstur makanan dan selera ikan terhadap makanan. Selanjutnya dikatakan bahwa faktor yang mempengaruhi jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh suatu spesies ikan adalah umur, tempat dan waktu.

Jenis ikan kakap merah umumnya termasuk ikan buas, karena pada umumnya merupakan predator yang senantiasa aktif mencari makan pada malam hari (nokturnal). Aktivitas ikan nokturnal tidak seaktif ikan diurnal (siang hari). Gerakkannya lambat, cenderung diam dan arah geraknya tidak dilengkapi area yang luas dibandingkan ikan diurnal. Diduga ikan nokturnal lebih banyak menggunakan indera perasa dan penciuman dibandingkan indera penglihatannya. Bola mata yang besar menunjukkan ikan nokturnal menggunakan indera penglihatannya untuk ambang batas intensitas cahaya tertentu, tetapi tidak untuk intesitas cahaya yang kuat (Iskandar dan Mawardi, 1997).

Ikan kakap merah lebih suka memangsa jenis-jenis ikan. Adapun mangsa lain berupa jenis kepiting, udang, jenis crustacea, gastropoda serta berbagai jenis plankton utamanya urochordata. Umumnya kakap merah yang berukuran besar, baik panjang maupun tinggi tubuhnya, memangsa jenis-jenis ikan maupun invertebrata berukuran besar yang ada di dekat permukaan di perairan karang.

Jenis kakap merah ini biasanya menghuni perairan pantai berkarang hingga kedalaman 100 meter, hidup soliter dan tidak termasuk jenis ikan yang berkelompok. Mereka umumnya dilengkapi dengan gigi kanin yang merupakan adaptasi sehubungan dengan tingkah laku makannya, agar mangsa tidak mudah lepas. Ikan dewasa umumnya berwarna merah darah pada punggungnya dan berwarna putih pada bagian perutnya (Gunarso, 1995).

klasifikasi ikan plati pedang :

klasifikasi ikan plati pedang :

Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Osteichthyes
Order: Cyprinodontiformes
Family: Poeciliidae
Genus: Xiphophorus
Scientific name: - Xiphophorus maculatus

Sabtu, 17 April 2010

klasifikasi dan Karakterisasi Morfologi udang galah

Klasifikasi dan Karakterisasi Morfologi udang galah :
Kingdom: Animalia
Phylum: Arthropoda
Class: Malacostraca
Order: Decapoda
Family: Palaemonoidea
Genus: Macrobrachium
Specific name: rosenbergii
Scientific name: - Macrobrachium rosenbergii

Badan udang galah terdiri ruas-ruas yang ditutup dengan kulit keras, tak elastis dan terdiri dari zat chitin. Badan udang galah terdiri dari tiga bagian yaitu bagian kepala dada (Cephalothiorax), badan (abdomen) dan ekor (uropoda).

Bagian cephalothorax dibungkus oleh kulit keras yang disebut carapace. Pada bagaian depan terdapat tonjolan yang bergerigi disebut rostrum. Secara taksonomi rostrum mempunyai fungsi sebagai penunjuk jenis (species). Ciri khusus udang galah yang membedakan dengan jenis udang lainnya adalah bentuk rostrum yang panjang dan melengkung seperti pedang dengan jumlah gigi bagian atas 11-13 buah dan gigi bawah 8-14 buah. Pada bagian dada terdapat lima pasang kaki jalan (periopoda). Pada udang galah jantan dewasa pasangan kaki jalan ke-2 tumbuh sangat panjang dan besar, panjangnya dapat mencapai 1,5 kali panjang badannya (Hadie dan Supriyatna, 1988). Sedangkan pada udang galah betina pertumbuhan kaki jalan ke-2 tidak begitu menyolok.

Bagian abdomen terdiri dari lima ruas, tiap ruas dilengkapi sepasang kaki renang (pleiopoda). Pada udang galah betina bagian ini agak melebar, membentuk semacam ruangan untuk mengerami telurnya (broadchamber). Bagian uropoda merupakan ruas terakhir dari ruas badan, yang kaki renangnya berfungsi sebagai pengayuh atau yang biasa disebut ekor kipas. Uropoda terdiri dari bagian luar ( exopoda) dan bagian dalam (endopoda) serta bagian ujungnya meruncing disebut telson.

Ciri-ciri khusus udang galag jantan dan betina antara lain ;
Udang galah jantan

- Ciri yang paling mencolok adalah pasangan kaki jalan ke-2, tumbuh sangat besar , kuat, bercapit besar dan panjang.

- Bagian perut lebih ramping dari udang galah betina.

- Kepala udang galah jantan tampak lebih besar dari udang galah betina.

- Tubuh udang galah jantan langsing dan keadaan ruang dibawah perut sempit.

- Alat kelamin udang galah jantan terletak pada pangkal kaki jalan ke-5.
Udang galah betina

- Pasangan kaki jalan ke-2 tumbuh kecil, capit yang ke-2 lebih pendek.

- Bagian perutnya nampak lebih gemuk dan lebar.

- Kepala udang galah betina lebih kecil daripada udang galah jantan.

- Tubuh udang galah betina terlihat gemuk dan ruang bagian bawah perut membesar sesuai dengan kegunaannya untuk mengerami telur.

- Alat kelamin udang galah betina terletak pada pangkal kaki jalan ke-3.

Jumat, 16 April 2010

petumbuhan

Dalam Dinamika Populasi Ikan, pertumbuhan sering didefinisikan sebagai perubahan panjang
atau
berat
dari suatu ikan selama waktu tertentu.
- Jadi untuk menghitung pertumbuhan diperlukan data panjang
atau berat
dan umur
atau waktu
(Effendie, 1978; Aziz, 1989).
- Pertumbuhan dapat pula didefinisikan sebagai peningkatan biomass suatu populasi yang dihasilkan
oleh akumulasi bahan-bahan yang ada dalam lingkungannya (Aziz, 1989).

Hubungan Panjang Berat

Hubungan Panjang Berat
Panjang tubuh sangat berhubungan dengan berat tubuh. Hubungan panjang dengan berat seperti hukum
kubik yaitu bahwa berat sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Namun, hubungan yang terdapat pada ikan
sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan bebeda-beda. Panjang dan berat ikan bila

diplotkan dalam suatu gambar maka akan kita dapatkan seperti bentuk Gambar 7.1, maka hubungan tadi
tidak selamanya mengikuti hukum kubik tetapi dalam suatu bentuk rumus yang umum yaitu:
W = cLn, dimana W = berat
L = panjang,
c & n = konstanta
Rumus umum tersebut bila ditranformasikan ke dalam logaritma, maka kita akan mendapatkan
persamaan : log W = log c + n log L, yaitu persamaan linier atau persamaan garis lurus. Harga n ialah
harga pangkat yang harus cocok dari panjang ikan agar sesuai dengan berat ikan. Menurut Carlander
(1969) dalam Effendie (1997) harga eksponen ini telah diketahui dari 398 populasi ikan berkisar 1,2 – 4,0,
namun kebanyakan dari harga n tadi berkisar dari 2,4 – 3,5. Bilamana harga n sama dengan 3
menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan tidak berubah bentuknya yaitu pertambahan panjang ikan
seimbang dengan pertambahan beratnya. Pertumbuhan demikian seperti telah dikemukakan ialah
pertumbuhan isometrik. Apabila n lebih besar atau lebih kecil dari 3 dinamakan pertumbuhan allometrik.
Harga n yang kurang dari 3 menunjukkan keadaan ikan yang kurus yaitu pertambahan panjangnya lebih
cepat dari pertambahan beratnya, sedangkan harga n lebih besar dari 3 menunjukkan ikan itu montok,
pertambahan berat lebih cepat dari pertambahan panjangnya.
Gambar 7.1 Hubungan dan berat pada ikan
Cara yang dapat digunakan untuk menghitung panjang berat ikan ialah dengan menggunakan regresi, yaitu
dengan menghitung dahulu logaritma dari tiap-tiap panjang dan berat ikan atau dengan mengikuti jalan

pendek seperti dikemukakan oleh Carlander (1968) yaitu dengan mengadakan pengkelasan berdasarkan
logaritma. Dasar perhitungan dari cara tersebut adalah sama namun metoda yang dikemukakan oleh
Carlender lebih pendek dan dapat dipakai tanpa menggunakan mesin hitung. Nilai praktis yang didapat
dari perhitungan panjang berat ini ialah kita dapat menduga berat dari panjang ikan atau sebaliknya,
keterangan tentang ikan mengenai pertumbuhan kemontokan, dan perubahan dari lingkungan serta baik
digunakan terutama untuk ikan-ikan yang besar. Namun, kelemahan dari perhitungan ini yaitu hanya
berlaku untuk sementara waktu saja (Renthal, P & J. Stegen, 2005).

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan
Pada umumnya, ikan mengalami pertumbuhan secara terus menerus sepanjang hidupnya. Hal ini yang
menyebabkan pertumbuhan merupakan salah satu aspek yang dipelajari dalam dunia perikanan
dikarenakan pertumbuhan menjadi indikator bagi kesehatan individu dan populasi yang baik bagi ikan.
Dalam istilah sederhana pertumbuhan dapat dirumuskan sebagai pertambahan ukuran panjang atau berat
dalam suatu waktu, sedangkan pertumbuhan bagi populasi sebagai pertambahan jumlah. Akan tetapi kalau
kita lihat lebih lanjut, sebenarnya pertumbuhan itu merupakan proses biologis yang komplek dimana
banyak faktor mempengaruhinya. Pertumbuhan dalam individu ialah pertumbuhan jaringan akibat dari
pembelahan sel secara litosis. Hal ini terjadi apabila ada kelebihan input energi dan asam amino (protein)
berasal dari makanan. Seperti kita ketahui bahan berasal dari makanan akan digunakan oleh tubuh untuk
metabolisme dasar, pergerakan, produksi organ seksual, perawatan bagian-bagian tubuh atau mengganti
file:///D|/E-Learning/Iktologi/Textbook/Iktiologi%20(buku%20ajar).htm (57 of 112)5/8/2007 2:55:10 PM
I
sel-sel yang sudah tidak terpakai. Bahan-bahan tidak berguna akan dikeluarkan dari tubuh. Apabila
terdapat bahan berlebih dari keperluan tersebut di atas akan dibuat sel baru sebagai penambahan unit atau
penggantian sel dari bagian tubuh.
Dari segi pertumbuhan, kelompok sel-sel suatu jaringan dalam bagian tubuh dapat digolongkan menjadi
bagian yang dapat diperbaharui, bagian yang dapat berkembang dan bagian yang statis. Pada bagian tubuh
yang dapat diperbaharui mempunyai sel-sel dengan daya membelah secara mitosis sangat cepat. Walaupun
organisme sudah tua, daya membelah sel-sel pada bagian tubuh yang dapat diperbaharui masih sama
sehingga jumlah sel yang dapat diganti sama dengan jumlah sel yang dibentuk. Urat daging dan tulang
bertanggung jawab terhadap pertambahan massa ikan.
Pertumbuhan yang cepat menunjukkan ketersediaan makanan dan kondisi lingkungan lainnya yang
mendukung, sedangkan, pertumbuhan menunjukkan kondisi yang sebaliknya. Pertumbuhan dapat
didefinisikan sebagai perubahan ukuran (panjang, berat) ikan pada waktu tertentu atau perubahanan kalori
yang tersimpan menjadi jaringan somatik dan reproduksi. Perubahan ini dapat diartikan sebagai faktorfaktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ikan yaitu energi dari makanan (I), yang terukur sebagai kalori,
merupakan energi yang dikeluarkan untuk metabolisme (M) atau pertumbuhan (G) atau sebagai energi
yang terbuang (E) (Brett & Groves, 1979 dalam Moyle & Cech, 1988). Hal ini dapat dituliskan dalam
persamaan :
I = M + G + E
Pertumbuhan biasanya bersifat positif (misal penambahan berat tubuh ikan pada waktu tertentu),
menunjukkan keseimbangan energi yang positif dalam metabolisme. Metabolisme adalah penjumlahan
anabolisme ditambah katabolisme. Pada pertumbuhan, laju anabolisme akan melebihi katabolisme. Pada
dasarnya, faktor-faktor yang mengkontrol proses anabolik yaitu sekresi hormon pertumbuhan oleh
pituitary dan hormon steroid dari gonad. Namun demikian, laju pertumbuhan ikan sangat bervariasi sebab
sangat tergantung pada berbagai faktor. Faktor ini dapat digolongkan menjadi dua bagian yang besar yaitu
faktor dalam dan faktor luar. Faktor-faktor ini ada yang dapat dikontrol dan ada juga yang tidak.
Ø Faktor dalam umumnya adalah faktor yang sukar dikontrol, diantaranya ialah keturunan, seks, umur,
parasit dan penyakit. Faktor keturunan pada ikan yang dipelihara dalam kultur, mungkin dapat dikontrol
file:///D|/E-Learning/Iktologi/Textbook/Iktiologi%20(buku%20ajar).htm (58 of 112)5/8/2007 2:55:10 PM
I
dengan mengadakan seleksi untuk mencari ikan yang baik pertumbuhannya, namun di alam tidak ada
kontrol yang dapat diterapkan.
Faktor seks tidak dapat dikontrol. Ikan betina kadangkala pertumbuhannya lebih baik dari ikan jantan
namun ada pula spesies ikan yang tidak mempunyai perbedaan pertumbuhan pada ikan betina dan ikan
jantan. Tercapainya kematangan gonad untuk pertama kali dapat mempengaruhi pertumbuhan yaitu
kecepatan pertumbuhan menjadi lambat. Hal ini dkarenakan sebagian dari makanan yang dimakan tertuju
kepada perkembangan gonad. Pembuatan sarang, pemijahan, penjagaan keturunan membuat pertumbuhan
tidak bertambah karena pada waktu tersebut pada umumnya ikan tidak makan. Setelah periode tersebut
ikan mengembalikan lagi kondisinya dengan mengambil makanan seperti sedia kala.
Umur telah diketahui dengan jelas berperanan terhadap pertumbuhan. Pertumbuhan cepat terjadi pada
ikan ketika berumur 3 – 5 tahun. Pada ikan tua walaupun pertumbuhan itu terus tetapi berjalan dengan
lambat. Hal ini disebabkan ikan yang sudah tua pada umumnya kekurangan makanan untuk pertumbuhan,
karena sebagian besar makanannya digunakan untuk pemeliharaan tubuh dan pergerakan.
Penyakit dan parasit juga mempengaruhi pertumbuhan terutama kalau yang diserang itu alat pencernaan
makanan atau organ lain yang vital sehingga efisiensi berkurang karena kekurangan makanan yang
berguna untuk pertumbuhan. Namun sebaliknya dapat terjadi pada ikan yang diserang oleh parasit tidak
begitu hebat menyebabkan pertumbuhan ikan itu lebih baik daripada ikan normal atau tidak diserang
parasit tadi. Hal ini terjadi karena ikan tersebut mengambil makanan lebih banyak dari biasanya sehingga
terdapat kelebihan makanan untuk pertumbuhan.
Ø Faktor luar yang utama mempengaruhi pertumbuhan seperti suhu air, kandungan oksigen terlarut
dan amonia, salinitas dan fotoperiod. Faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama
dengan faktor-faktor lainnya seperti kompetisi, jumlah dan kualitas makanan, umur dan tingkat kematian
mempengaruhi laju pertumbuhan ikan.
Suhu. Salah satu faktor lingkungan yang sangat penting dalam mempengaruhi laju pertumbuhan. Laju
pertumbuhan ikan Cyprinodon macularis meningkat pada suhu antara 30°C – 35°C, sedangkan laju
pertumbuhan maksimal ikan salmon muda diperoleh pada suhu sedang (15°C). Jobling (1981) dalam
file:///D|/E-Learning/Iktologi/Textbook/Iktiologi%20(buku%20ajar).htm (59 of 112)5/8/2007 2:55:10 PM
I
Moyle & Cech (1988) mengemukakan adanya hubungan yang erat antara suhu dari pertumbuhan optimal
dengan preferensi perilaku. Di daerah yang bermusim 4 kalau suhu perairan turun di bawah 10°C ikan
perairan panas yang berada di daerah tadi akan berhenti mengambil makanan atau mengambil makanan
hanya sedikit sekali untuk keperluan mempertahankan kondisi tubuh. Jadi walaupun makanan berlebih
pada waktu itu, pertumbuhan ikan akan terhenti atau lambat sekali. Pada suhu optimum apabila ikan itu
tidak mendapat makanan tidak pula dapat tumbuh. Untuk daerah tropik suhu perairan berada dalam batas
kisar optimum untuk pertumbuhan. Oleh karena itu apabila ada ikan dapat mencapai ukuran 30 Cm dengan
berat 1 Kg dalam satu tahun di perairan tropik, maka ikan yang sama spesiesnya di daerah bermusim
empat ukuran tadi mungkin akan dicapai dalam waktu dua atau tiga tahun. Setiap spesies ikan suhu
optimum untuk pertumbuhannya tidak sama, oleh karena itu dalam kultur ikan agar tercapai tujuan suhu
optimum dari perairan tadi ada kolam yang diberi tanaman untuk memberi bayangan pada perairan dan
ada pula yang tidak.
Kandungan oksigen terlarut. Stewart et al. (1967) dalam Moyle & Cech (1988) mengukur reduksi laju
pertumbuhan juvenil Micropterus salmoides pada kandungan oksigen terlarut 5 mg/L dengan suhu 26°C.
Kondisi tersebut diperkirakan sebagai ambang batas bagi pertumbuhan dan reproduksi juvenil M.
Salmoides dan beberapa ikan lain seperti Ictalurus punctatus, Mugil cephalus, Orthodon microlepidotus
yang dapat mempertahankan metabolisme pada kondisi kandungan oksigen yang rendah. Selain itu, ikanikan
ini akan berenang ke tempat yang labih menguntungkan.
Amonia merupakan hasil ekskresi primer ikan, namun bila ada dalam konsentrasi yang tinggi dapat
menghambat laju pertumbuhan. Sebagai contoh, pengukuran berat juvenil Ictalurus punctatus yang
ditempatkan pada akuarium dengan kondisi penambahan kandungan amonia. Mekanisme penghambatan
pertumbuhan olah amonia masih belum diketahui. Pada umumnya, diketahui bahwa amonia un-ion (NH3)
di perairan lebih toksik dari pada bentuk ion amonia (NH4+) pada konsentrasi yang sama. Proporsi dari
kedua bentuk tersebut di perairan sangat tergantung pada pH air. Pemantauan pH air merupakan bagian
yang esensial dari sistem kultur ikan air tawar. Walaupun amonia merupakan komponen alami di perairan,
pengaruhnya terhadap ikan menjadikan amonia ini polutan yang khas dan dapat menurunkan laju
pertumbuhan.
file:///D|/E-Learning/Iktologi/Textbook/Iktiologi%20(buku%20ajar).htm (60 of 112)5/8/2007 2:55:10 PM
I
Salinitas juga mempengaruhi laju pertumbuhan. Ikan-ikan eurihalin menunjukkan laju pertumbuhan yang
maksimum pada salinitas 35 ppt dari pada salinitas yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Fotoperiod (panjang hari) juga mempengaruhi fenomena pertumbuhan secara musiman. Hogman (1968)
dalam Moyle & Cech (1988) mendapatkan suatu hubungan yang erat antara pertumbuhan ikan danau
Coregonus clupeaformis dan fotoperiod musiman.
Ketersediaan sumberdaya makanan juga berinteraksi dengan faktor-faktor lingkungan lainnya seprti
suhu, dalam mempengaruhi pertumbuhan ikan secara musimam. Sebagai contoh, pertumbuhan
(penambahan panjang) populasi ikan Lepomis macrochirus pada musim yang berbeda, pertumbuhan ikan
yang cepat selama persediaan makanan melimpah. Tingkat pertumbuhan yang cepat ketika makanan
melimpah dimungkinkan karena peningkatan suhu perairan. Di daerah tropik makanan merupakan faktor
yang lebih penting dari pada suhu perairan. Bila keadaan faktor-faktor lain normal, ikan dengan makanan
berlebih akan tumbuh lebih pesat. Untuk ikan satu keturunan yang sukses dari satu pemijahan, pertamatama
memerlukan makanan yang berukuran sama. Anak ikan yang lemah dan tidak berhasil mendapatkan
makanan akan mati sedangkan yang kuat terus mencari makanan dan pertumbuhannya baik. Jumlah
individu yang terlalu banyak dalam perairan yang tidak sebanding dengan keadaan makanan akan terjadi
kompetisi terhadap makanan itu. Keberhasilan mendapatkan makanan akan menentukan pertumbuhan.
Oleh karena itu akan didapatkan ukuran yang bervariasi dalam satu keturunan.
Umur dan kematian merupakan prediksi yang sangat baik untuk laju pertumbuhan relatif ikan, meskipun
laju pertumbuhan absolut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Umumnya, ikan mengalami
pertumbuhan panjang yang sangat cepat pada beberapa bulan atau tahun pertama dalam hidupnya, hingga
maturasi. Selanjutnya, penambahan energi digunakan untuk pertumbuhan jaringan somatik dan gonadal,
sehingga laju pertumbuhan ikan mature lebih lambat dibandingkan ikan-ikan immature.

rantai makanan

Di lautan, yang menjadi produsen adalah fitoplankton, yaitu sekumpulan tumbuhan hijau yang sangat kecil ukurannya dan melayang-layang dalam air. Konsumen I adalah zooplankton (hewan pemakan fitoplankton), sedangkan konsumen II-nya adalah ikan-ikan kecil, konsumen III-nya adalah ikan-ikan sedang, konsumen IV-nya adalah ikan-ikan besar.




Urutan peristiwa makan dan dimakan di atas dapat berjalan seimbang dan lancar bila seluruh komponen tersebut ada. Bila salah satu komponen tidak ada, maka terjadi ketimpangan dalam urutan makan dan dimakan tersebut.
Agar rantai makanan dapat terus berjalan, maka jumlah produsen harus lebih banyak daripada jumlah konsumen kesatu, konsumen kesatu lebih banyak daripada konsumen kedua, dan begitulah seterusnya.

Ada satu lagi komponen yang berperan besar dalam rantai makanan, yaitu pengurai. Pengurai adalah makhluk hidup yang menguraikan kembali zat-zat yang semula terdapat dalam tubuh hewan dan tumbuhan yang telah mati.
Hasil kerja pengurai dapat membantu proses penyuburan tanah. Contoh pengurai adalah bakteri dan jamur.

pola makan ikan

Klasifikasi pola makan ikan berdasarkan tempat :

- Ikan perairan demersal, ikan ini banyak beraktifitas pada dasar kolam atau perairan. Contoh ikannya : ikan Lele, ikan Patin

- Ikan perairan tengah, Banyak beraktifitas di dasar dan tengah perairan dan hanya sesekali mengapung di permukaan untuk mencari makan. Contoh ikannya : ikan Tombro, Ikan Mas, Ikan Bawal

- Ikan permukaan atau pelagis, yakni ikan yang paling banyak beraktifitas di permukaan air dan sesekali ke tengah perairan. Contohnya : ikan Nila, ikan Gurami, ikan Mujair

- Ikan Menempel : yakni ikan yang memakan lumut yang menempel pada substrat ( benda di dalam air. Dan biasanya berada di dasar perairan contoh : ikan pembersih kaca, ikan Nilem

Klasifikasi pola makan berdasar waktu:

- Ikan yang beraktifitas pada siang hari. Yakni ikan Mas, ikan Nila, ikan Bawal, ikan Gurami, ikan Mujair

- Ikan yang beraktifitas pada malam hari ( nocturnal ). Jenis ikan ini paling banyak beraktifitas saat malam yaitu ikan Lele dan ikan Patin.

Klasifikasi pola makan berdasar jenis makanan :

- Ikan pemakan daging ( carnivora ) : ikan Lele dan ikan Gabus

- Ikan pemakan tumbuhan ( Herbivora ) : ikan Gurami, ikan Tawes

- Ikan pemakan segala ( Omnivora ) : jenis pemakan tumbuhan dan juga berbagai macam hewan dan serangga seperti laron, kroto dll. : ikan Mas , ikan Mujair, ikan Nila

- Ikan pemakan plankton ( plankton feeder ), contoh : ikan Sepat

Kebiasaan Makan dan Laju Pertumbuhan ikan Nila

Kebiasaan Makan dan Laju Pertumbuhan ikan Nila

Nila tergolong ikan pemakan segala (omnivora) sehingga bisa mengonsumsi pakan berupa hewan atau tumbuhan. Karena itu, ikan ini sangat mudah dibudidayakan. Ketika masih benih, pakan yang disukainya adalah zooplankton (plankton hewani), seperti Rotifera sp., Moina sp.,
Atau Daphnia sp. Selain itu benih nila juga memakan alga atau lumut yang menempel di bebatuan yang ada di habitat hidupnya. Ketika dibudidayakan, nila juga memakan tanaman air yang tumbuh di kolam budidaya. Jika telah mencapai ukuran dewasa, ikan ini bisa diberi berbagai pakan tambahan seperti pelet.
Laju pertumbuhan tubuh nila yang dibudidayakan tergantung dari pengaruh fisika dan kimia perairan dan interaksinya. Sebagai contoh,
Curah hujan yang tinggi akan mengganggu pertumbuhan tanaman air dan secara tidak langsung akan memengaruhi pertumbuhan nila yang dipelihara . Berdasarkan hasil penelitian, diketahui laju pertumbuhan nila lebih cepat jika dipelihara di kolam yang airnya dangkal dibandingkan dengan kolam yang airnya dalam. Penyebabnya adalah pertumbuhan tanaman air sangat cepat di perairan yang dangkal, sehingga nila mendapatkan pasokan pakan yang cukup.

Selain itu, laju pertumbuhan nila di kolam yang dipupuk dengan pupuk organik misalnya kotoran ternak juga. lebih cepat dibandingkan dengan nila yang dipelihara di kolam yang dipupuk dengan pupuk anorganik (pupuk buatan).
perlu diketahui juga, laju pertumbuhan nila jantan lebih cepat 40% dibandingkan dengan laju nila betina.Terlebih lagi jika dipelihara secara kelamin tunggal (monosex). jika sudah mencapai ukuran 200 gram, pertumbuhan nila menjadi semakin lambat. Namun, hal ini hanya terjadi pada nila betina, sedangkan nila jantan akan tetap tumbuh pesat.
Sumber : Khairul Amri, S.pi, M.Si dan Khairuman, S.P. Agromedia Pustaka, 2008

perkembangan gonad

Perkembangan gonad adalah proses perkembangan telur dalam gonad dan organ lainnya dalam gonad. Pada proses itu menghasilkan perubahan telur, mulai dari bentuk, ukuran dan warnanya. Nikolsky (969) dalam Fajar (1999), ada enam tahapan perkembangan gonad ikan. Keenam tahapan itu diistilahkan pada tingkat, yaitu :



Tingkat 1 : Yaitu tahap muda atau disebut juga immature. Pada tahap itu, individu-individu muda belum mempunyai keinginan untuk berreproduksi, godan berukuran sangat kecil.



Tingkat 2 : Yaitu tahap istirahat atau disebut pula resting stage. Pada tahap ini produk seksual belum mulai berkembang, gonad berukuran masih belum berubah, telur belum dapat dilihat atau dibedakan dengan mata telanjang.



Tingkat 3 : Yaitu tahap proses pemasakan atau maturation. Pada tahap ini, telur-telur sudah dapat dibedakan dengan kasat mata. Selain itu masa pertumbuhan dan pertambahan berat gonad berjalan cepat. Testis berubah dari warna transparan menjadi pucat.



Tingkat 4 : Yaitu tahap masak atau maturity. Pada tahap ini produk seksual sudah masak dan gonad mencapai berat maksimum. Meskipun begitu produk seksual tidak bisa keluar bila tidak ditekan atau diurut.



Tingkat 5 : Yaitu tahap reproduksi atau reproduction. Pada tahap ini produk seksual yang memang sudah matang akan keluar dengan ditekan secara perlahan. Berat gonad turun dengan cepat dari awal pemijahan sampai selesai.



Tingkat 6 : Yaitu kondisi salin atau spent condition. Pada tahap ini produk seksual telah keluar. Lubang seksual berubah menjadi kemerahan dan gonad telah mengempis. Selain itu ovum dalam gonad tinggal telur sisa dan testis berisi sperma sisa.

ikan nila

kan Nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar dan di beberapa waduk di Indonesia.

Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.

an peliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong hingga ujung ekor) mencapai sekitar 30 cm. Sirip punggung (dorsal) dengan 16-17 duri (tajam) dan 11-15 jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan 8-11 jari-jari.

Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak, 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan warna merah atau kemerahan (atau kekuningan) ketika musim berbiak.
kan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air.

Ikan ini sangat peridi, mudah berbiak. Secara alami, ikan nila (dari perkataan Nile, Sungai Nil) ditemukan mulai dari Syria di utara hingga Afrika timur sampai ke Kongo dan Liberia. Pemeliharaan ikan ini diyakini pula telah berlangsung semenjak peradaban Mesir purba.

Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di banyak negara sebagai ikan konsumsi, termasuk di pelbagai daerah di Indonesia. Akan tetapi mengingat rasa dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila juga tidak pernah mencapai harga yang tinggi. Di samping dijual dalam keadaan segar, daging ikan nila sering pula dijadikan fillet.

Sifat Seksual Primer dan Sekunder

Sifat Seksual Primer dan Sekunder
Sifat seksual primer pada ikan tandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan
proses reproduksi, yaitu ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina, dan testis dengan pembuluhnya pada
ikan jantan. Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan
jantan dan ikan betina. Satu spesies ikan yang mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk
membedakan jantan dan betina dengan jelas, maka spesies itu bersifat seksual dimorfisme. Namun, apabila
satu spesies ikan dibedakan jantan dan betinanya berdasarkan perbedaan warna, maka ikan itu bersifat
seksual dikromatisme. Pada umumnya ikan jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan lebih menarik
file:///D|/E-Learning/Iktologi/Textbook/Iktiologi%20(buku%20ajar).htm (23 of 112)5/8/2007 2:55:10 PM
I
dari pada ikan betina.
Pada dasarnya sifat seksual sekunder dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a) Sifat seksual sekunder yang bersifat sementara, hanya muncul pada waktu musim pemijahan
saja. Misalnya “ovipositor”, yaitu alat yang dipakai untuk menyalurkan telur ke bivalvia, adanya
semacam jerawat di atas kepalanya pada waktu musim pemijahan. Banyaknya jerawat dengan
susunan yang khas pada spesies tertentu bisa dipakai untuk tanda menentukan spesies, contohnya
ikan Nocomis biguttatus dan Semotilus atromaculatus jantan.
b) Sifat seksual sekunder yang bersifat permanent atau tetap, yaitu tanda ini tetap ada sebelum,
selama dan sesudah musim pemijahan. Misalnya tanda bulatan hitam pada ekor ikan Amia calva
jantan, gonopodium pada Gambusia affinis, clasper pada golongan ikan Elasmobranchia, warna
yang lebih menyala pada ikan Lebistes, Beta dan ikan-ikan karang, ikan Photocornycus yang
berparasit pada ikan betinanya dan sebagainya.
Biasanya tanda seksual sekunder itu terdapat positif pada ikan jantan saja. Apabila ikan jantan tadi
dikastrasi (testisnya dihilangkan), bagian yang menjadi tanda seksual sekunder menghilang, tetapi pada
ikan betina tidak menunjukkan sesuatu perubahan. Sebaliknya tanda bulatan hitan pada ikan Amia betina
akan muncul pada bagian ekornya seperti ikan Amia jantan, bila ovariumnya dihilangkan. Hal ini
disebabkan adanya pengaruh dari hormon yang dikeluarkan oleh testis mempunyai peranan pada tanda
seksual sekunder, sedangkan tanda hitam pada ikan Amia menunjukkan bahwa hormon yang dikeluarkan
oleh ikan betina menjadi penghalang timbulnya tanda bulatan hitam.

hermafrodit

Hermaproditisme
Ikan hermaprodit mempunyai baik jaringan ovarium maupun jaringan testis yang sering dijumpai dalam
beberapa famili ikan. Kedua jaringan tersebut terdapat dalam satu organ dan letaknya seperti letak gonad
yang terdapat pada individu normal. Pada umumnya, ikan hermaprodit hanya satu sex saja yang berfungsi
pada suatu saat, meskipun ada beberapa spesies yang bersifat hemaprodit sinkroni. Berdasarkan
perkembangan ovarium dan atau testis yang terdapat dalam satu individu dapat menentukan jenis
hermaproditismenya.
a. Hermaprodit sinkron/simultaneous. Dalam gonad individu terdapat sel kelamin betina dan sel
kelamin jantan yang dapat masak bersama-sama dan siap untuk dikeluarkan. Ikan hermaprodit jenis
ini ada yang dapat mengadakan pembuahan sendiri dengan mengeluarkan telur terlebih dahulu
kemudian dibuahi oleh sperma dari individu yang sama, ada juga yang tidak dapat mengadakan
pembuahan sendiri. Ikan ini dalam satu kali pemijahan dapat berlaku sebagai jantan dengan
mengeluarkan sperma untuk membuahi telur dari ikan yang lain, dapat pula berlaku sebagai betina
dengan mengeluarkan telur yang akan dibuahi sperma dari individu lain. Di alam atau akuarium
file:///D|/E-Learning/Iktologi/Textbook/Iktiologi%20(buku%20ajar).htm (21 of 112)5/8/2007 2:55:10 PM
I
yang berisi dua ekor atau lebih ikan ini, dapat menjadi pasangan untuk berpijah. Ikan yang berfase
betina mempunyai tanda warna yang bergaris vertikal, sesudah berpijah hilang warnanya dan
berubah menjadi ikan jantan. Contoh ikan hermaprodit sinkroni yaitu ikan-ikan dari Famili
Serranidae.
b. Hermaprodit protandrous. Ikan ini mempunyai gonad yang mengadakan proses diferensiasi dari
fase jantan ke fase betina. Ketika ikan masih muda gonadnya mempunyai daerah ovarium dan
daerah testis, tetapi jaringan testis mengisi sebagian besar gonad pada bagian lateroventral. Setelah
jaringan testisnya berfungsi dan dapat mengeluarkan sperma, terjadi masa transisi yaitu ovariumnya
membesar dan testis mengkerut. Pada ikan yang sudah tua, testis sudah tereduksi sekali sehingga
sebagian besar dari gonad diisi oleh jaringan ovarium yang berfungsi, sehingga ikan berubah
menjadi fase betina. Contoh ikan-ikan yang termasuk dalam golongan ini antara lain Sparus auratus,
Sargus annularis, Lates calcarifer (ikan kakap).
c. Hermaprodit protoginynous. Keadaan yang sebaliknya dengan hermaprodit protandri. Proses
diferensiasi gonadnya berjalan dari fase betina ke fase jantan. Pada beberapa ikan yang termasuk
golongan ini sering terjadi sesudah satu kali pemijahan, jaringan ovariumnya mengkerut kemudian
jaringan testisnya berkembang. Salah satu spesies ikan di Indonesia yang sudah dikenal termasuk ke
dalam golongan hermaprodit protogini ialah ikan belut sawah (Monopterus albus) dan ikan kerapu
Lumpur (Epinephelus tauvina). Ikan ini memulai siklus reproduksinya sebagai ikan betina yang
berfungsi, kemudian berubah menjadi ikan jantan yang berfungsi. Urutan daur hidupnya yaitu : masa
juvenile yang hermaprodit, masa betina yang berfungsi, masa intersek dan masa terakhir masa jantan
yang berfungsi. Pada ikan-ikan yang termasuk ke dalam Famili Labridae, misalnya Halichieres sp.
terdapat dua macam jantan yang berbeda. Ikan jantan pertama terlihatnya seperti betina tetapi tetap
jantan selama hidupnya, sedangkan jantan yang kedua ialah jantan yang berasal dari perubahan ikan
betina. Pada ikan-ikan yang mempunyai dua fase dalam satu siklus hidupnya, pada tiap-tiap fasenya
sering didapatkan ada perbedaan baik dalam morfologi maupun warnanya. Keadaan demikian
menyebabkan terjadinya kesalahan dalam mendeterminasi ikan itu menjadi dua nama, yang
sebenarnya spesies ikan itu sama. Misalnya pada ikan Larbus ossifagus ada dua individu yang
file:///D|/E-Learning/Iktologi/Textbook/Iktiologi%20(buku%20ajar).htm (22 of 112)5/8/2007 2:55:10 PM
I
berwarna merah dan ada yang berwarna biru. Ternyata ikan yang berwarna merah adalah ikan
betina, sedangkan yang berwarna biru adalah ikan jantan.
Hermaprodit protandri dan hermaprodit protogini sering disebut hermaprodit beriring. Pada waktu ikan itu
masih muda mempunyai gonad yang berorganisasi dua macam seks, yaitu terdapat jaringan testis dan
ovarium yang belum berkembang dengan baik. Proses suksesi kelamin dari satu populasi hermaprodit
protandri atau hermaprodit protogini terjadi pada individu yang berbeda baik menurut ukuran atau umur,
tetapi merupakan suatu proses yang beriring.
Selain hermaproditisme, pada ikan terdapat juga Gonokhorisme, yaitu kondisi seksual berganda yaitu
pada ikan bertahap juvenil gonadnya tidak mempunyai jaringan yang jelas status jantan atau betinanya.
Gonad tersebut kemudian berkembang menjadi semacam ovarium, setelah itu setengah dari individu ikanikan
itu gonadnya menjadi ovarium (menjadi ikan betina) dan setengahnya lagi menjadi testis (menjadi
ikan jantan). Gonokhoris yang demikian dinamakan gonokhoris yang “tidak berdiferensiasi:, yaitu
keadaannya tidak stabil dan dapat terjadi interseks yang spontan. Misalnya Anguilla anguilla dan Salmo
gairdneri irideus adalah gonokhoris yang tidak berdiferensiasi. Ikan gonokhorisme yang “berdiferensiasi”
sejak dari mudanya sudah ada perbedaan antara jantan dan betina yang sifatnya tetap sejak dari kecil
sampai dewasa, sehingga tidak terdapat spesies yang interseks

NILA

.Pendahuluan
Landasan Teori
Ikan mas (Cyprinus carpio) menurut sejarahnya berasal dari daratan Cina dan Rusia. Ikan mas mempunyai bentuj badan agak memanjang pipih kesamping (Commpresed). Mulut (bibir) berada diujung tengah (Terminal, dapat disembulkan , lunak (elastis). Memiliki kumis (Barbel) 2 pasang (empat buah), kadang-kadang mempunyai sungut 1 pasang (radimentir). (santoso 1992:14). Selain itu, tubuh ikan mas juga dilengkapi dengan sirip. Sirip punggung (dorsal) berukuran relative panjang dengan bagian belakang berjari-jari keras dan sirip terakhir yaitu sirip ketigadan keempat, bergerigi. Letak permukaan sirip punggung berseberangan bengan permukaan sirip perut (ventral).

Sirip dubur (anal) yang terakhir bergerigi. Linea lateralis, (girat sisi) terletak dipertengahan tubuh, melintang dari tutup insang ke ujung sampai ke ujung belakang pangkal ekor. Pharynreal teeth (gigi kerongkongan) terdiridari 3 bagian yang berbentuk gigi geraham.(Suseno.1998)

Didaerah subtropis ikan mas mencapai tingkat kedewasaan (matang kelamin atau matang gonada atau matang telur) pada umur 2-5 tahun dan panjang tubuhnya berkisar antara 25-40 cm. Ikan mas jantan mencapai dewasa kelamin berkisar pada umur 2-3 tahun atau panjang tubuhnya berkisar antara 25-30cm. Sedangkan ikan mas betina mencapai matang kelamin pada umur 4-5 tahun atau panjang tubuhnya mencapai 30-40cm. Diwilayah beriklim tropis, ikan mas mencapai tingkat kedewasaan pada usia muda, yaitu sekitar umur 1-2 tahun.
Proses kematangan kelamin ikan mas berlangsung relatif lama dan pelan-pelan. Perkembangan gametnya sangat dipengaruhi oleh temperature lingkungan. Tetapi perkembangan telur dan sperma induk ikan mas yang hidup di daereah tropis relative lebih cepat dibandingkan dengan dikawasan subtropis.
Pembentukan kuning telur didaerah subtropishampir terhenti selama musin dingin. Demikian pula, larva dan benih ikan mas yang menetas padalingkungan dingin cenderung memiliki ukuran yang lebih kecil.
Telur ikan mas yang terbuahi memiliki sifat menempel (adhesive) dan menggantung (sticky) pada permukaan substrad. Telur yang tidak melekatdan menempel pada substrad akan tenggelam dan tidak lama kemudian membusuk dan mati.
Fertilisasi terjadi apabila sel-sel telur segera terbuahi oleh sel sperma. Didalam air sel sperma bergerak aktif dan masuk membuahi telur melalui lubang kecil pada chorion.
Telur yang terbuahi (fertil) akan menyerap air sehingga ukurannya membesar atau menggembung (swell) dan sel-selnya mulai melakukan pembelahan secara mitosis. Proses yang dinamakan embryogenesis ini berlangsung selama puluhan jam dan kemudian telur menjadi larva.
Fekunditas ikan mas berkisar antara 100-200 per gram berat badan. Setiap kilogram induk betina ikan mas yang berpinjah mampu menmghasilkan telur sebanyak 100.000-200.000 butir. Dengan demikian induk betinanya ukuran sedang yang dipijahkan mampu mengeluarkan telur sebanyak 200.000-300.000 butir.
Diameter telur ikan mas dalam keadaan kering (normal) adalah 1mm-1,5mm beratnya adalah 0,0010-0,0014 gr/butir. Sedangkan diameter telur ikan mas dalam keadaan menggembung atau membengkak 1,5mm-2,5mm beratnya setelah dibuahi mencapai 0,0033gr-0.01a25 gr/butir.
Larva ikan mas diberi cadangan makanan seperti kuning telur (yolk) yang menggantung dibawah permukaan perut. Makanan ini merupakan sumber energi sebelum organ pencernaan larva berkembang dan mampu menalan makanan yang diperoleh dari media atau sekitar habitatnya. Makanancadangan ini cukup untuk kebutuhan energi dalam mempertahankan kelangsungan hidup larva selama 3-4 hari.
Macam makanan dapat ditelan pada umur 5 hari adalah organisme renik berupa plankton. Larva ikan mas memakan plankton nabati yang berukuran 100-300 mikron. Pada umur 5 hari tersebut ukuran larva mencapai 6mm – 7 mm. Pada umur 1 bulan , ukuran normal larva mencapai 25mm-30mm dan ukuran organisme yang bisa ditelan berkisar antara 0,5mm-2,0mm.
Sekalipun ikan mas menyukai makanan alami berupa plankton namun kebiasaan ini berubah secara berangsur-angsur seirama dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Ikan mas dikenal sebagai hewan air pemakan segala (ombnivora). Ikan mas dewasa relative rakus menelan semua jenis makanan alami ataupun pakan buatan.(Santoso,budi 1992. )

II.Pelaksanaan Praktikum

Alat dan Bahan
Beberapa buku tentang sistem reproduksi ikan mas yang relefan.

C.Cara Kerja
Studi literatur.

III.Hasil dan pembahasan

Karena praktikum yang seharusnya dilakukan gagal. Maka dilakukan studi literatur sebagai perbandingan praktikum. Pada praktikum dengan judul reproduksi ikan mas ini, ikan dibeli pada tanggal 1 desember dan mati pada tanggal 6 Desember.
Seleksi induk ikan mas dilakukan untuk memilih tingkat kematangan gonoda setipa kelamin dan fenkunditas atau kemampuan menghasilkan telur. Dengan kata lain , seleksi induk ikan adalah memilih induk ikan yang unggul dan telah siap untuk dipijahkan.
Beberapa hal yang digunakan sebagai pertimbangan untuk melakukan seleksi adalah ukuran berat ikan, umur ikan, dan tingkat kematanagankelaminnya (gonada). Sekalipun ikan mas di daerah topis cenderung cepatmatang gonadanya, tetapi umur yang ideal yang layak dan produktif untuk dipijahkan adalah berkisar umur 2-4 tahun. Pada musim hijan induk ikan mas yang umurnya kurang dari 1 tahun sudah dapat dipijahkan, tetapi pada musim kemarau, induk-induk tersebut sebaiknya dirawat intensif dalam kolam induk.(Arman.A.1994)
Ciri-ciri induk yang baik dapat dilihat berdasarkan perbedaan fenotif ataupun genotif. Induk ikan mas yang baik memiliki bantuk tubuh sital (betina) dan kekar (jantan), pangkal ekor lebar dan kuat, sisik besar dan tubuh teratur, warna cerah, kepala lancip dan lebih kecil dari lebartubuh sedangkan perut melebar dan punggung jantan menjulang tinggi.
Induk ikan mas jantan dan betna dapat diseleksi menurut perbedaan kelamin sekunder. Pada umumnya induk ikan mas betina yang telah matangkelamin memiliki cirri-ciri yang mudah dibedakan dengan induk jantan ataupuninduk betina yang belum siap berpijah. Secara umum , cirri-ciri induk ikan mas betina matang kelamin adalah:
a. Badan (tunuh) sintal dan bulat
b. Perut lembek dan tampak dari ujung posterial sampai lubang kelamin
c. Alat kelamin bundar, membengkak menonjol, berwarna kemerahan dan bagiantepinya berkerut mirip punggung ulat
d. Lubang anus membesar dan memerah
e. Beberapa induk ikan mas yang hidup di perairan alami memiliki perutberwarna kererahan
f. Sebagian besar ikan mas cenderung berwarna pucat, terutama proses ovulasi.
Ikan mas jantan memiliki sifat lebih cepat matang kelamin. Tubuhnya yang relatif ramping memungkinkan ikan pejantan bergerak lebih cepat dan agresif. Secara umum cirri-ciri induk ikan mas jantan matang kalamin adalah:
1. Permukaan punggung dan sirip dada agak kasar
2. Diperairan alami ikan mas dewasa mampu mengeluarkan suara ketika diambil dari perairan
3. Apabila permukaan perut dekat lubang kelamin ditekan (diiurut) akan mengeluarkan cairan kental berwarna putih
4. Alat kelamin relatif kecil seolah-olah menyatu dengan lubang anus.
5. Badan langsing.

Puncak kematangan gonada adalah ovulasi. Sekalipun preses ini memerlukan rangsangan eksternal dan internal, tetapi tidak dapat dihentikan atau dihambat oleh rangsangan serupa.
Dalam penijahan ikan ecara konversional, proses ovulasi dan pemijahan berlangsung secara alami. Sedangkan sistem terapan dibiarkan berovulasi dan berpijah sendiri ataupun dipaksa dengan melakukan striping buatan.
Untuk memudahkan striping biasanya ikan dibius terlebih dahulu. Ada 3 cara pelaksanaan striping yaitu
1) Ikan direbahkan diatas mejaberalas busa karet lalu diurut (distriping) bagian perutnya.
2) Dilakukan egan pemijitan bagian ovari
3) Telur atau sperma dsedot dengan alat khusus.

Klasifikasi
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Cyprinoidae
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio

Perbedaan antara ikan jantan dan ikan betina menurut Santoso (1993)
Jantan:
- Badan tampak ramping
- Geraknya lincah dan gesit
- Jika bagian perut diurut perlahan akan keluar cairan putih

Betina:
- Badan terutama bagian perut membesar dan lembek
- Gerakan lamban, berkesan malas bergerak
- Jika bagian perut diurut perlahan akan keluar cairan kuning
- Pada malam hari biasanya meloncat-loncat.

Ikan mas (Cyprinus carpio) menurut sejarahnya berasal dari daratan Cina dan Rusia. Ikan mas mempunyai bentuj badan agak memanjang pipih kesamping (Commpresed). Mulut (bibir) berada diujung tengah (Terminal, dapat disembulkan , lunak (elastis). Memiliki kumis (Barbel) 2 pasang (empat buah), kadang-kadang mempunyai sungut 1 pasang (radimentir). (santoso 1992:14). Selain itu, tubuh ikan mas jugadilengkapi dengan sirip. Sirip punggung (dorsal) berukuran relatifpanjang dengan bagian belakang berjari-jari keras dan sirip terakhir yaitu sirip ketigadan keempat, bergerigi. Letak permukaan sirip punggung berseberangan bengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip dubur (anal) yang terakhir bergerigi. Linea lateralis, (girat sisi) terletak dipertengahan tubuh, melintang dari tutup insang ke ujung sampai ke ujung belakang pangkal ekor. Pharynreal teeth (gigi kerongkongan) terdiridari 3 bagian yang berbentuk gigi geraham.(Suseno.1998)
Didaerah subtropis ikan mas mencapai tingkat kedewasaan (matang kelamin atau matang gonada atau matang telur) pada umur 2-5 tahun dan panjang tubuhnya berkisar antara 25-40 cm. Ikan mas jantan mencapai dewasa kelamin berkisar pada umur 2-3 tahun atau panjang tubuhnya berkisar antara 25-30cm. Sedangkan ikan mas betina mencapai matang kelamin pada umur 4-5 tahun atau panjang tubuhnya mencapai 30-40cm. Diwilayah beriklim tropis, ikan mas mencapai tingkat kedewasaan pada usia muda, yaitu sekitar umur 1-2 tahun.
Proses kematangan kelamin ikan mas berlangsung relatif lama dan pelan-pelan. Perkembangan gametnya sangat dipengaruhi oleh temperature lingkungan. Tetapi perkembangan telur dan sperma induk ikan mas yang hidup di daereah tropis relative lebih cepat dibandingkan dengan dikawasan subtropis.
Pembentukan kuning telur didaerah subtropishampir terhenti selama musin dingin. Demikian pula, larva dan benih ikan mas yang menetas padalingkungan dingin cenderung memiliki ukuran yang lebih kecil.
Telur ikan mas yang terbuahi memiliki sifat menempel (adhesive) dan menggantung (sticky) pada permukaan substrad. Telur yang tidak melekatdan menempel pada substrad akan tenggelam dan tidak lama kemudian membusuk dan mati.
Fertilisasi terjadi apabila sel-sel telur segera terbuahi oleh sel sperma. Didalam air sel sperma bergerak aktif dan masuk membuahi telur melalui lubang kecil pada chorion.
Telur yang terbuahi (fertil) akan menyerap air sehingga ukurannya membesar atau menggembung (swell) dan sel-selnya mulai melakukan pembelahan secara mitosis. Proses yang dinamakan embryogenesis ini berlangsung selama puluhan jam dan kemudian telur menjadi larva.
Fekunditas ikan mas berkisar antara 100-200 per gram berat badan. Setiap kilogram induk betina ikan mas yang berpinjah mampu menmghasilkan telur sebanyak 100.000-200.000 butir. Dengan demikian induk betinanya ukuran sedang yang dipijahkan mampu mengeluarkan telur sebanyak 200.000-300.000 butir.
Diameter tekur ikan mas dalam keadaan kering (normal) adalah 1mm-1,5mm beratnya adalah 0,0010-0,0014 gr/butir. Sedangkan diameter telur ikan mas dalam keadaan menggembung atau membengkak 1,5mm-2,5mm beratnya setelah dibuahi mencapai 0,0033gr-0.01a25 gr/butir.
Larva ikan mas diberi cadangan makanan seperti kuning telur (yolk) yang menggantung dibawah permukaan perut. Makanan ini merupakan sumber energi sebelum organ pencernaan larva berkembang dan mampu menalan makanan yang diperoleh dari media atau sekitar habitatnya. Makanan cadangan ini cukup untuk kebutuhan energi dalam mempertahankan kelangsungan hidup larva selama 3-4 hari.
Macam makanan dapat ditelan pada umur 5 hari adalah organisme renik berupa plankton. Larva ikan mas memakan plankton nabati yang berukuran 100-300 mikron. Pada umur 5 hari tersebut ukuran larva mencapai 6mm – 7 mm. Pada umur 1 bulan , ukuran normal larva mencapai 25mm-30mm dan ukuran organisme yang bisa ditelan berkisar antara 0,5mm-2,0mm.
Sekalipun ikan mas menyukai makanan alami berupa plankton namun kebiasaan ini berubah secara berangsur-angsur seirama dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Ikan mas dikenal sebagai hewan air pemakan segala (ombnivora). Ikan mas dewasa relative rakus menelan semua jenis makanan alami ataupun pakan buatan.(Santoso,budi 1992. )

IV.Penutup
Kesimpulan :
1. Ikan mas kawin pada malam hari, dengan perlakuan jantan yang agresif kepada ikan betina
2. Tahapan reproduksi ikan mas:
TelurlarvaBenihputihanSelondangInduk
3. Ikan mas betina akan menuju kepermukaan untuk bertelur

4. Perbedaan antara ikan jantan dan ikan betina menurut
Jantan:
Badan tampak ramping
Geraknya lincah dan gesit
Jika bagian perut diurut perlahan akan keluar cairan putih

Betina:
Badan terutama bagian perut membesar dan lembek
Gerakan lamban, berkesan malas bergerak
Jika bagian perut diurut perlahan akan keluar cairan kuning
Pada malam hari biasanya meloncat-loncat.

DAFTAR PUSTAKA

Santoso,budi.1993.Petunjuk Praktis Ikan Mas. Kanisius : Yogyakarta

Sumanta dinata.1981. Pengembangbiakan ikan di Indonesia.Sastra Budaya: Bogor

Arman,agusta.1994. Budidaya ikan Air tawar.Kashiko Press: Jakarta

Rabu, 14 April 2010

Tips Ciuman Hot Jaman Sekarang

Simak jenis-jenis ciuman terpopuler, seperti dikutip dalam buku "Kamasutra & Kecerdasan Seks Modern", karya Ki Guno Asmoro.

Ciuman menekan
Ciuman yang dilakukan dengan menekankan bibirnya kuat-kuat pada bibir pasangan.

Ciuman botol bayi
Ciuman yang dilakukan seseorang dengan menyedot bibir pasangannya laksana bayi sedang menyedot botol susunya.

Ciuman sedot penuh
Ciuman yang dilakukan dengan cara menyedot penuh-penuh pada mulut masing-masing pasangan. Caya ciuman ini memang sedikit eksperimental, namun tidak ada salahnya untuk dicoba oleh sang pencinta guna mendapatkan sensasi "rasa" ciuman yang lain.

Ciuman gelembung
Kebalikan dari ciuman sedot penuh yang juga bersifat eksperimental. Ciuman ini dilakukan dengan saling meniup mulut pasangan hingga kedua pipi masing-masing menggelembung membulat. Masih dalam posisi berciuman, masing-masing pasangan kemudian mengempiskan gelembung di mulutnya tersebut.

Ciuman cukur tertutup
Ciuman yang dilakukan seseorang dengan membawa "lidah" pasangannya ke dalam mulutnya sendiri, kemudian "menjepit" lidah itu dengan gigi-giginya. Selanjutnya, dengan gigi-giginya itu pula ia "mencukur" lidah pasangannya tersebut dengan bergerak maju mundur sesuai juluran lidah pasangannya.

Ciuman meluncur
Ciuman yang tidak pada satu bagian tubuh pasangannya semata, melainkan terus "meluncur" ke bagian-bagian tubuhnya yang lain. Bisa saja semula mencium bibir pasangannya, namun kemudian diteruskan ke pipi, leher, bahu, dada, payudara, dan terus meluncur ke tempat-tempat lainnya untuk semakin membakar gairah diri dan pasangannya.

Ciuman gairah
Ciuman yang dilakukan seorang pecinta kepada pasangannya yang telah tertidur atau tengah beristirahat dengan menciumi wajah dan leher pasangannya sebagai pelepas gairah seks yang membara.

Selasa, 13 April 2010

SOIL SCEINCE

2.1 Tanah
2.1.1 Pengertian Tanah
Tanah dalam bahasa latin disebut solum yang berarti lantai atau dasar, sebab tanah merupakan merupakan lantai atau dasar dari semua makhluk hidup. Tanah merupakan hasil alam, yang terbentuk karena proses destruktif dan sintesis. Termasuk proses destruktif adalah pembusukan senyawa organik dan pelapukan batuan. Sedang yang ternasuk proses sintesis adalah pembentuan mineral
Tanah itu adalah tubuh alami (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya – gaya alam (natura forces) terhadap bahan – bahan alam (natural material) dipermukaan bumi

2.1.2 Jenis-jenis Tanah
Berdasarkan asal mulanya penyusunnya, tanah dapat dibedakan ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai hasil pelapukan (weathering) secara fisis dan kimia, dan yang berasal dari bahan organic. Jika hasil pelapukan masih berada di tampat asalnya, ia disebut tanah residual, apabila telah berpindah tempat, disebut tanah angkutan (transported soil) tanpa mempersoalkan pelaku angkutan tersebut
jenis tanah utama di Indonesia antara lain:
a. Podsolik Merah Kuning
b. Regosol
c. Latosol
d. Mediteran Merah Kuning
e. Podsol
f. Litosol
g. Planosol
h. Hidromorf Kelabu
i. Glei Humus Rendah
j. Glei Humus
k. Grumosol
l. Andosol
m. Aluvial
n. Organosol
2.1.3 Fungsi Tanah
2.1.3.1 Fungsi Secara Umum
Sebagai sumber kebutuhan hidupnya, manusia mengelola tanah dengan berbagai cara. Tanah dipergunakan untuk pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pemukiman, perkantoran, lahan perindustrian, kegiatan jasa, lahan penghijauan serta sebagai sumber bahan tambang
dalam mendukung kehidupan tanaman, tanah memiliki empat fungsi utama yaitu :
• Memberi unsur hara dan sebagai media perakaran;
• Menyediakan air dan sebagai tempat penampung (reservoir) air;
• Menyediakan udara untuk respirasi (pernapasan) akar;
• Sebagai media tumbuhnya tanaman.

2.1.3.2 Fungsi di Bidang Perikanan
Tanah merupakan salah satu unsur penting yang menentukan keberhasilan usaha tambak. Bila tambak dibangun di atas tanah yang kedap air, maka tambak tidak mudah bocor berarti ikan atau udang yang dipelihara aman, tidak lolos dan tidak dimangsa oleh binatang pemangsa yang masuk ke dalam tambak melalui bocoran. Kekedapan tabak erat kaitannya dengan keadaan fisik tanah
2.2 Pengambilan Contoh Tanah
Soil Sampling
Sebagai lanjutan dari catatan-catatan yang teliti tentang lapisan-lapisan tanah ini, biasanya kita perlu melakukan penyelidikan-penyelidikan lanjutan mengenai sifat-sifat dari lapisan tersebut, misalnya mengenai kadar airnya (water content) kekuatan (surength), daya rembesan air dan sebagainya. Penyelidikan ini biasanya dilakukan dilaboratorium, dan untuk kepentingan ini kita perlu mendapatkan contoh dari lubang bor atau lubang-lubang percobaan dan membawanya kembali ke laboratorium.
Contoh-contoh ini ada dua macam, contoh tidak asli (disturbed) dan contoh asli (un disturbed)
a. Contoh tidak asli
(Disturbed Samples)
Contoh tidak asli diambil tanpa adanya usaha-usaha yang dilakukan untuk melindungi stuktur asli dari contoh tanah tersebut. Contoh-contoh ini biasanya di bawa ke laboratorium dalam tempat tertutup ( kaleng atau kantong plastic )sehingga kadar airnya tidak akan berubah. Bilamana tidak ada kebutuhan untuk mempertahankan contoh-contoh tersebut pada kadar airnya yang asli, maka contoh-contoh ini dapat diambil terbuka. Cntoh tidak asli Undistrubed samples ), seperti ukuran butiran, batas-batas Atterberg, pemadatan, berat jenis dan sebagainya
b. Contoh asli
( Undisturbed Samples )
Contoh asli adalah suatu contoh yang masih menunjukkan sifat-sifat asli dari tanah yang ada padanya. Contoh-contoh ini tidak mengalami perubahan dalam suktur kadar aiar ( water content ) atau susunan kimia. Contoh yang benar-benar asli tidaklah mungkin diperoleh, akan tetapi dengan teknik pelaksanaan sebagaimana mestinya dan cara pengamatan yang tepat, mak kerusakan-kerusakan terhadap contoh dapat dibatasi sekecil mungkin. Contoh asli dapat diambil memakai tabung-tabung contoh, cara barrels atau dengan mengambilnya secara langsung dengan tangan, sebagai contoh dalam bentuk bongkah-bongkahan

2.3 Penentuan Bobot Isi Tanah
2.3.1 Pengertian Bobot Isi
Bobot isi (bulk density) atau ada pula yang menyebut kerapatan lindak. Berat jenis isi ini adalah bobot masa tanah per satuan volume tertentu. Misalnya isi atau volume tanah 1 cm3 bobotnya 1,1 gram, maka bobot isi tanah tersebut adalah 1,1 gram/cm3 atau 1,1 gr.cm-3
Kerapatan isi adalah berat per satuan volume tanah kering oven, biasanya ditetapkan sebagai gr/cm3. Contoh tanah yang digunakan untuk menggunakan berat jenis palsu harus diambil secara hati – hati dari dalam tanah. Pengambilan contoh tanah tidak boleh merusak struktur asli tanah. Terganggunya struktur tanah dapat memprngaruhi jumlah pori-pori tanah, demikian pula berat per satuan volume. Empat atau lebih bongkah (gumpal) tanah biasanya diambil dari tiap horison untuk memperoleh nilai rata-rata
Bobot isi tanah (Bulk Density) adalah ukuran pengepakan atau kompresi partikel-partikel tanah (pasir, debu, dan liat). Bobot isi tanah bervariasi bergantung pada kerekatan partikel-partikel tanah itu. Bobot isi tanah dapat digunakan untuk menunjukkan nilai batas tanah dalam membatasi kemampuan akar untuk menembus (penetrasi) tanah, dan untuk pertumbuhan akar tersebut

2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Bobot Isi Tanah
besarnya bobot volume (pB) tanah-tanah pertanian bervariasi dari sekitar 1,0 Mg m-3 sampai 1,6 Mg m-3 dan dipengaruhi oleh
1. tekstur tanah, dalam hal ini pB terutama ditentukan oleh kepadatan dan jenis partikel
2. kandungan bahan organik tanah
3. struktur tanah atau lebih khusus bagian pori tanah
Mengenai tinggi rendahnya bobot isi tanah tergantung dari ruang pori atau bahan organik yang tergantung di dalamnya. Dengan demikian, secara tidak langsung bobot isi ini dipengaruhi oleh struktur tanah dan tekstur tanah yang sangat berpengaruh terhadap kesarangan tanah yang terbentuk

2.3.3 Fungsi Penentuan Bobot Isi Tanah
Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah, makin tinggi bulk density yang berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Bulk Density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap –tiap hektar tanah yang didasrkan pada berat tanah per hektar
2.4 Penentuan Bobot Jenis
2.4.1 Pengertian Bobot Jenis
Bobot jenis partikel tanah adalah nisbah antara massa padatan dengan volume padatan tanah
Bobot jenis adalah perbandingan antara berat kering partikel padat tanah ( tidak termasuk ruang pori ) dengan volumenya ( dalam gr / cm³ ) ( Sunarmi, et. al, 2006 ).
Bobot jenis tanah atau ada yang menyebut berat jenis isi, adalah berat partikel tanah ( tidak termasuk ruang – ruang pori )
Particle density adalah berat kering per satuan volume partikel – partikel ( padat ) tanah ( jadi tidak termasuk volume pori – pori tanah )

2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Bobot Jenis
Bobot jenis partikel tanah mineral ± 2,65 gram/cm³. Bahan organik sangat mempengaruhi nilai bobot jenis tanah, lapisan tanah olah mempunyai bobot jenis lebih rendah dari lapisan bawah.
Besarnya bobot jenis partikel tanah ( pp ) tanah pertanian bervariasi di antara 2,2 sampai 2,8 Mg m-³, dipengaruhi terutama oleh kandungan bahan organik tanah dan kepadatan jenis partikel penyusun tanah. Kandungan bahan organik yang tinggi menyebabkan tanah mempunyai bobot jenis partikel ( pp ) rendah. Tanah andosol misalnya, bobot jenis partikelnya hanya 2,2 - 2,4 Mg m-³
Bobot jenis tanah ini, tergantung pada logam – logam berat seperti Mg, Fe, maka bobot jenis tanah adalah tinggi. Umumnya bobot jenis berkisar 2,0 – 2,8 gram/cm³. Secara konvensi bobot jenis tanah adalah 2,65 g/cm³ = 2,65 g cm-³

2.4.3 Fungsi penentuan Bobot Jenis
fungsi penentuan bobot jenis adalah untuk mengetahui kadar bahan organik di dalam tanah. Karena jika diketahui bobot jenisnya maka dapat diketahui bahan organik yang ada di dalam tanah.
Tanah mineral empunyai particle density = 2,65 g/cm³. dengan mengetahui besarnya bulk density dan particle density maka dapat dihitung banyaknya ( % ) pori – pori tanah
arti praktis dari pengukuran bobot isi dan bobot jenis tanah adalah : Disamping mengetahui berapa besar bobot isi atau bobot jenis tanah itu sendiri, makan dapat diketahui pula sifat – sifat lain dari tanah :
• sifat kepadatan dari tanah. Misalnya mengetahui bagian tanah yang kedap air, terbentuknya lapisan iluviasi ( lap B )
• akan dapat diduga sifat pemeabilitas tanah
• dapat digunakan untuk menduga sifat – sifat tanah lain : misalnya kandungan tinggi / rendahnya bahan organik dalam tanah, tingkat pelapukan dan perkembangan dari tanah

2.5 Kadar Lengas Tanah
2.5.1 Pengertian Kadar Lengas Tanah
Lengas tanah ialah air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas, yaitu kakas ikat matrik, osmosis, dan kapiler. Kakas ikat matrik dibangkitkan oleh zarah tanah. Kakas ini meningkat sejalan dengan peningkatan kepekatan larutan air. Kakas ikat kapiler dibangkitkan oleh pori-pori tanah berkaitan dengan tegangan muka air. Makin sempit pori tanah, berarti makin cekung meniscus air, kakas kapiler makin tinggi. Jumlah ketiga kakas ikat tadi disebut “ potensial lengas tanah”, “tegangan lengas tanah”, “tekanan lengas tanah”, atau “isapan lengas tanah” dan menjadi ukuran kemampuan tanah menyimpan air melawan kakas gravitasi yang mnarik air keluar tubuh tanah
Kelengasan tanah menyatakan jumlah air yang tersimpan di antara pori-pori tanah. Kelengasan tanah sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh penguapan melalui permukaan tanah, transpirasi, dan perkolasi. Pada saat kelengasan tanah dalam keadaan kondisi tinggi, infiltrasi air hujan lebih kecil daripada saat kelengasan tanah rendah. Kemampuan tanah menyimpan air tergantung dari porositas tanah

2.5.2 Faktor yang Mempengaruhi Kadar Lengas Tanah
Ada tiga titik pokok dalam dinamika lengas tanah, yaitu titik jenuh, kapasitas lapangan dan titik layu tetap. Pada titik jenuh semua pori tanah (makro dan mikro) terisi penuh air. Pada kapasitas lapangan tanah tinggal mengandung air yang tertambat dalam pori mikro, sedng air yang semula mengisi pori makro telah hilang terperlokasikan oleh kakas (force) gravitasi. Pada kapasitas lapangan pori tanah terbagi menjadi pori aerasi (makro) dan pori lengas (mikro). Pori aerasi juga dinamakan pori pengatusan. Pada titik layu tetap laju aliran air dalam tanah ke akar telah begitu menjadi lebih lambat, sehingga tidak mampu mengimbangi laju transpirasi normal, maka tananaman menjadi layu. Di lapangan tanaman dapat menampakkan gejala layu sekalipun masih berada di atas titik layu tetap. Hal ini disebabkan karena transpirasi melaju diatas normal karena cuaca yang terlalu kering
Disamping lengas berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan pakan hijauan ternak, juga mempengaruhi mobilitas unsur hara dalam.Unsur hara yang mobilitasnya sangat rendah maka peredarannya sangat ditentukan oleh lengas
Curah hujan, naiknya air tanah, tidak adanya input air, kondisi tanah mrupakan hal-hal yang dapt menentukan banyaknya air yang terserap dalam tanah serta tumbuhan. Bagian lengas tanah yang tumbuhan mampu menyerapnya dinamakan air ketersediaan

2.5.3 Fungsi Penentuan Kadar Lengas Tanah
Tegangan lengas tanah merujuk kepada usaha yang perlu diadakan pada setiap satuan massa air untuk membuatnya berada dalam keadaan bebas dan murni. Mkain besar usaha yang diprlukan, tegangan lengas makin tinggi. Ukuran tegangan lengas tanah yang paling umum digunakan ialah cm, bar, dan pF
Tegangan lengas tanah selanjutnya digunakan sebagai batas-batas kelas keadaan kelengasan tanah dalam klasifikasi fisik atau dalam klasifikasi biologi menurut nasabah tingkat tegangan lengas tanah dengan tanggapan tumbuhan msofita ( kebutuhan air madya di antara kebutuhan air tumbuhan xerofita (tumbuhan gurun atau daerah kering) dan kebutuhan air tumbuhan hidrofita(tumbuhan air atau daerah basah). Tanaman budidaya pada umumnya adalah mesofita

2.6 Penentuan Pori Tanah
2.6.1 Pengertian Ruang Pori Tanah
Pori tanah adalah ruang-ruang yang terletak antara padatan bahan tanah. Pori tanah diklasifikasikan berdasar pada ukuran ø setara ruang antar bahan padat tanah. Berklasifikasian pori tanah dapat dilaksanakan dengan menganggap pori tanah ini sebagai badan tunggal didalam tubuh tanah. Antar pori besar berukuran setara akan dihubungkan oleh sekumpulan pori-pori berukuran sangat kecil.
Rongga-rongga kecil pada tanah tersebut dinamakan pori-pori tanah. Jika rongga-rongga atau pori-pori tersebut saling berhubungan satu sama lain maka air tanah dapat bergerak di antara butir-butir batuan. Lapisan tanah seperti ini dikatakan memiliki sifat permeabel yang baik. Jadi lapisan permeabel adalah lapisan tanah yang didalamnya memungkinkan bagi air untuk bergerak secara leluasa, baik itu bergerak vertikal dari atas ke bawah pada saat meresap, atau bergerak secara horisontal.
2.6.1 Faktor Yang Mempengaruhi Pori Tanah
Faktor-faktor yang mempengaruhi pori tanah adalah :
a. Suhu atau temperatur tanah yang berpengaruh pada kelembapan dan pori-pori tanah
b. Ukuran pori-pori tanah berperan penting bagi jasad renik tanah, pergantian air tanah, pergantian udara dan penetrasi udara.
c. Struktur tanah

2.6.2 Fungsi Penentuan Pori Tanah
Tanah yang ditumbuhi oleh rerumputan dan tumbuh-tumbuhan memiliki lebih banyak rongga dan pori-pori terbuka dipermukaannya dibandingkan tanah yang sudah tertutup bangunan dan aspal jalan raya. Itulah sebabnya fungsi dari pori tanah adalah bila turun hujan, air hujan bisa meresap ke bawah tanah dengan mudah dan cepat.
Pori tanah dengan ø < 30 mikron berperan penting bagi jasad renik tanah dan tanaman, sedangkan pori dengan ø 30-100 mikron penting pada fenomena pergantian udara tanah dan cadangan untuk transpot dan pergantian air tanah. Dan pori dengan ø >100 mikron berperan besar dalam mempercepat laju penetrasi udara kebagian tubuh tanah sebelah dalam serta mempercepat penyerapan air.

2.7 Penentuan pH tanah
2.7.1 Pengertian pH tanah
pH tanah yaitu suatu ukuran aktivitas ion hidrogen dalam larutan air tanah dan dipakai sebagai ukuran bagi keasaman tanah. Harga pH adalah log dari harga kebalikan cons, ion hidrogen
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah
Keasaman atau kealkalinan tanah (pH tanah) adalah suatu parameter penunjuk keaktifan ion H+ dalam suatu larutan, yang berkesetimbangan dengan H tidak terdisosiasi dari senywa-senyawa dapat larut yang ada di dalam sistem.
Salah satu sifat kimia tanah adalah keasaman atau pH (Potential of hidrogen) adalah nilai pada skala 0-14 yang mengambarkan jumlah relatif ion H+ terdapat ion OH didalam larutan tanah
Keasaman atau pH (potential of hidrogen) adalah nilai (pada skala 0-14) yang menggambarkan jumlah relatif ion H+ terhadap ion OH- di dalam larutan tanah.

2.7.2 Macam-Macam pH Tanah
Larutan tanah disebut bereaksi asam jika nilai pH berada pada kisaran 0-6, artinya larutan tanah mengandung ion H+ lebih besar daripada ion OH sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam lautan tanah lebih kecil daripada ion OH larutan tanah disebut bereaksi basa (alkali) atau miliki pH 8-14. Tanah bersifat asam karena berkurangnya kation kalsium, Magnesium, Kalium dan Natrium. Unsur-unsur tersebut terbawa oleh aliran air kelapisan tanah yang lebih bawah atau hilang diserap oleh tanaman
Pada tanah-tanah yang masam, jumlah ion H+ lebih tinggi dari pada OH-. Pada tanah-tanah yang masam jumlah ion H+ lebih tinggi dari pada OH-, sedng pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak dari pada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah mempunyai pH=7.


2.7.3 Faktor yang Mempengaruhi Penentuan pH Tanah
pH tanah mempunyai pengaruh langsung ataupun tak langsung terhadap tanaman. Pengaruh langsung pada akar tanaman pada pH<4,0>10,0 kerusakan pada akar tanaman. Pengaruh tidak langsung : a. Tersedianya unsur hara, b. Kemungkinan timbulnya kerusakan tanaman pada pH rendah oleh unsur kimia seperti Al, Mn, di mana unsur inibanyak terdapat pada pH rendah
Penyebab keasaman tanah adalah ion H+ dan AL3+ yang berbeda dalam larutan tanah dan kompleks jerapan. Kedua kation ini mempengaruhi keasaman tanah dengan cara berbeda . Perbedaan ini berkaitan dengan sumber dan watak muatan yang menjerap kation-kation itu.
pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme didalam tanah. Pada pH 5,5-7 bakteri jamur pengurai organik dapat berkembang dengan baik

2.7.4 Fungsi Penentuan pH Tanah
Ada tiga alasan utama nilai pH tanah sangat penting untuk diketahui:
1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman, pada umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah netral 6-7, karena pad pH tersebut sebagain besar unsur hara mudah larut dalam air.
2. pH tanah juga menunjukan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagian tanaman. Pada tanah asam banyak ditemukan unsur alumunium yang selain bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah asam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro seperti Fe,Zn,Mn dan cu dalam jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman.
3. pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme didalam tanah. Pada pH 5,5-7 bakteri jamur pengurai organik dapat berkembang dengan baik.
(Anonymous,2008)
Pentingnya pH tanah yaitu:
1. Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman.
2. Menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun.
3. Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme.

2.8 Penentuan Tekstur Tanah
2.8.2 Macam-Macam Tekstur Tanah
macam-macam tekstur tanah antara lain
a. Tekstur halus atau lempungan apabila fraksi lempung merajai dibandingkan dengan fraksi debu dan pasir.
b. Tekstur berat yaitu apabila tanah yang dirajai fraksi lempung.
c. Tanah yang dirajai fraksi pasir disebut kasar, pasiran atau ringan.
d. Tekstur sedang apabila kadar ketiga fraksi tanah kira-kira berimbang.
e. Tekstur debuan apabila tanah dirajai fraksi debu.
f. Tekstur lempung debuan yaitu apabila fraksi lempung banyak dan fraksi debu cukup, akan tetapi fraksi pasir sedikit.
g. Tekstur pasir lempungan apabila fraksi pasir banyak dan fraksi lempung cukup, tetapi fraksi debu sedikit. 2.8 Penentuan Tekstur Tanah

2.8.1 Pengertian Tekstur Tanah
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Berdasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat. Bagian tanah yang berukuran lebih dari 2 mm disebut bahan kasar (kerikil sampai batu). Bahan-bahan tanah yang lebih halus dapat dibedakan menjadi :
-Pasir: 2 mm - 50 m
- Debu: 50n - 2n
- Liat : kurang dari 2n

2.8.2 Macam-macam Tekstur Tanah
Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi:
a. Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung (3 macam).
b. Tanah bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang mengandung minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3 macam).
c. Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung, terdiri dari:
• tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanah yang bertekstur lempung berpasir (Sandy Loam) atau lempung berpasir halus (dua macam),
• tanah bertekstur sedang meliputi yang bertekstur lem¬pung berpasir sangat halus, lempung (Loam), lempung berdebu (Silty Loam) atau debu (silt) (4 macam), dan
• tanah bertekstur sedang tetapi agak halus mencakup lempung liat (Clay loam), lempung liat berpasir (Sandy¬clay Loam) atau lempung liat berdebu (Sandy-silt Loam) ( 3 macam).
2.8.3 Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Tanah .•...
struktur tanah itu. terbentuk karena penggabungan butir-butir primer tanah oleh pengikat koloid tanah menjadi agregat primer. Sekelompok tanah itu sendiri terdiri dari gumpalan- gumpalan kecil beraneka bentuk yang disebut agreget sekundr tanah.

2.8.4 Fungsi Penelitian Tekstur Tanah
Dengan melakkukan peneliyian tentang tekstur tanah kita dapat mengetahui macam-macam tanah berdasarkan teksturnya. Selain itu kita bisa menentukan jenis tanah yang baik untuk budidaya.

2.9 Konsistensi Tanah
2.9.1 Pengertian Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah ialah istilah yang berkaitan sangat erat dengan kandungan air yang menunjukkan manifestasi gaya-gaya fisika yakni kohesi dan adhesi yang bekerja di dalam tanah pada kandungan air yang berbeda-beda
Apabila struktur merupakan hasil keragaman gaya-gaya fisik (kimiawi dan biologis) yang bekerja dari dalam tanah, maka konsistensi merupakan ketahanan tanah terhadap tekanan gaya-gaya dari luar, yang merupakan derajat manifestasi kekuatan dan corak gaya-gaya fisik (kohesi dan adhesi) yang bekerja pada tanah selaras dengan tingkat kejenuhan airnya

2.9.2 Macam-Macam Konsistensi Tanah
konsistensi ditetapkan dalam tiga kadar air tanah, yaitu:
1. konsistensi basah {kadar air sekitar kapasitas-lapang (field-cappacity)}untuk menilai (a) derajat kelekatan tanah terhadap benda-benda yang menempelinya yang dideskripsikan menjadi: tak lekat, agak lekat, lekat dan sangat lekat, serta (b) derajat kelenturan tanah terhadap perubahan bentuknya, yaitu nonplastis (kaku), agak plastis, plastis dan sangat plastis.
2. konsistensi lembab kadar air antara kapasitas lapangan dan kering udara), untuk menilai derajat kegemburan-keteguhan tanah, dipilih menjadi: lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh dan ekstrim teguh.
3. konsistensi kering (kadar air kondisi kering udara) untuk menilai derajat kekerasan tanah, yaitu lepas, lunak, agak keras, keras, sangat keras dan ekstrem keras.
istilah-istilah yang umum digunakan untuk menyifatkan konsistensi tanah pada kandungan air yang berbeda adalah:
a. konsistensi basah (lebih kurang kandungan air pada kapasitas lapang), kelekatan dengan ciri tanah dapat melekat atau menempel pada benda-benda yang mengenainya. Sickness (kelekatan) dibagi atas: tidak melekat, sedikit melekat, lekat dan sangat lekat.
b. Liat (plasticity): menunjukkan sifat yang mempunyai kemampuan dapat dengan mudah diubah-ubah bentuknya, dapat dibagi atas: non-plastic, slighly plastic,plastic and very plastic.
c. Konsistensi kembab (sedikit basah kira-kira kandungan airnya terletak antara tanah kering udara dan kapasitas lapang). Dicirikan dengan tanah yang gembur. Istilah-istilah yang digunakan: lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh dan ekstrem teguh.
d. Konsistensi kering (kondisi kering udara). Dicirikan dengan kerasnya tanah. Istilah-istilah yang digunakan adalah lepas, lunak, sedikit keras, keras, sangat keras dan ekstrem keras.



2.9.3 Faktor yang Mempengaruhi konsistensi Tanah
faktor-faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah meliputi: (1) tekstur, (2) sifat dan jumlah koloid organik maupun anorganik, (3) struktur, dan terutama (4) kadar air tanah.
konsistensi tanah tergantung pada tekstur, sifat dan jumlah koloid-koloid anorganik dan organik, struktur dan terutama kandungan air tanah. Dengan berkurangnya kandungan air, umumnya tanah-tanah akan kehilangan sifat melekatnya ( stickness) dan plastisnya dan dapat menjadi gembur (friable) dan lunak (sofa) dan akhirnya jika kering mejadi keras dan koheren.

2.9.4 Fungsi Penentu Konsistensi Tanah
batas-batas kelekatan (plastic limit) itu dapat digunakan sebagai indeks untuk klasifikasi fisika tanah. Konsistensi Atterberg dapat juga digunakan sebagai indeks yang memusaka dan juga digunakan untuk mengetahui tingkat akumulasi liat yang homogen turun dengan cepat jika kandungan air menurun hingga saat lower plastic limit tercapai nilainya praktis sama dengan 0. juga melaporkan bahwa konsistante Atterberg dapat digunakan dengan memuaskan dalam hubungannya dengan pengolahan tanah dan juga desing alat-alat pertanian.
mengatakan bahwa hasil penetapan konsistensi tanah-tanah Swedia oleh Atterberg dapat digunakan sebagai indeks yang: (a) mengindikasikan tingkat akumulasi liar di dalam profil tanah, dan (b) mendasari teknik pengolahan tanah dan perancangan alat-alat mekanisme perairan.

2.10 Kemampuan Tanah Menahan Air
2.10.1 Pengertian Kemampuan Tanah Menahan Air
kekuatan menahan air dan permeabilitas tanah disebut juga pengikatan air oleh tanah dan daya meluluskan air. Daya penahan air adalah banyaknya air yang ditahan oleh tanah kering yang halus. Hal ini dinyatakan dengan gram air per 100 gram tanah halus dan kering.

2.10.2 Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Tanah Dalam Menahan Air
Diantara sifat – sifat tanah yang berpengaruh terhadap jumlah air yang tersedia adalah daya hisap (matrik dan osmotik), kedalaman tanah dan pelapisan tanah. Daya hisap matrik/ partikel tanah yang jelas mempengaruhi jumlah air yang tersedia. Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap daya menehan air pada kapasitas lapang dan berikutnya juga terhadap koefisien layu, menentukan jumlah air yang tersedia. Faktor –faktor tersebut antara lain, tekstur, struktur dan bahan organik
faktor – faktor ketersediaan air tanah. Kadar dan ketersediaan air tanah sebenarnya pada setian koefisien ini umumnya bervariasi terutama tergantung pada :
(1) tekstur tanah
(2) kadar bahan organic tanah (BOT)
(3) senyawa kimiawi
(4) kedalaman solum
Disamping faktor tanah ini, factor iklim dan tanaman juga menentukan kadar dan ketersediaan kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor iklim yang berpengaruh meliputi curah hujan, temperatur dan kecepatan angin prinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranspirasi. Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran, toleransi terhadap kekeringan, serta tingkat dan stadia pertumbuhan, yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman.

2.10.3 Pengertian Kapasitas Lapang
Kapasitas lapang ( field capacity ) adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori – pori tanah mulai menipis, sehingga yegangan antara air – udara meningkat hingga lebih besar dari gaya gravitasi ( pori – pori makro ) habis dan air tersedia ( pada pori – pori meso dan mikro ) bagi tanaman dalam keadaan optimum. Kondisi ini terjadi pada tegangan permukaan lapisan air sekitar 1/3 atm atau pF 2,54

2.10.4 Fungsi Mengetahui Kapasitas Tanah Menahan Air
koefisisen air tanah merupakan koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman.
Daya pengikatan air dan permeabilita adalah data – data yang sangat penting dalam soal irigasi (maksudnya air siraman bukan sawah), karena daya pengikatan air menetukan kecepatan waktu dimana air dibutuhkan